Senin, 02 Januari 2012

KISAH ANJING HACHIKO

| | 1 komentar

Hachikō di usia senja
Spesies Anjing
Ras Akita Inu
Jenis kelamin Jantan
Lahir 10 November 1923
Dekat kota Ōdate, Prefektur Akita
Mati 8 Maret 1935 (umur 12 tahun)
Shibuya, Tokyo
Makam Museum Sains Nasional Jepang di Ueno, Tokyo.
Pemilik Hidesaburō Ueno
Warna Putih

Hachikō (ハチ公?) (10 November 1923-8 Maret 1935) adalah seekor anjing jantan jenis Akita Inu kelahiran Ōdate, Prefektur Akita. Ia terus dikenang sebagai lambang kesetiaan anjing terhadap majikan. Setelah majikannya meninggal, Hachikō terus menunggu majikannya yang tidak kunjung pulang di Stasiun Shibuya, Tokyo.
Julukan baginya adalah Hachikō Anjing yang Setia (忠犬ハチ公 Chūken Hachikō?). Patung Hachikō di depan Stasiun Shibuya telah menjadi salah satu marka tanah di Shibuya. Sewaktu membuat janji untuk bertemu di Shibuya, orang sering berjanji untuk bertemu di depan patung Hachikō.
                                                                                                                                                                     KISAH  

Lahir 10 November 1923 dari induk bernama Goma-go dan anjing jantan bernama Ōshinai-go, namanya sewaktu kecil adalah Hachi. Pemiliknya adalah keluarga Giichi Saitō dari kota Ōdate, Prefektur Akita. Lewat seorang perantara, Hachi dipungut oleh keluarga Ueno yang ingin memelihara anjing jenis Akita Inu. Ia dimasukkan ke dalam anyaman jerami tempat beras sebelum diangkut dengan kereta api yang berangkat dari Stasiun Ōdate, 14 Januari 1924. Setelah menempuh perjalanan sekitar 20 jam, Hachi sampai di Stasiun Ueno, Tokyo.
Hachi menjadi anjing peliharaan Profesor Hidesaburō Ueno yang mengajar ilmu pertanian di Universitas Kekaisaran Tokyo. Profesor Ueno waktu itu berusia 53 tahun, sedangkan istrinya, Yae berusia 39 tahun. Profesor Ueno adalah pecinta anjing. Sebelum memelihara Hachi, Profesor Ueno pernah beberapa kali memelihara anjing Akita Inu, namun semuanya tidak berumur panjang. Di rumah keluarga Ueno yang berdekatan dengan Stasiun Shibuya, Hachi dipelihara bersama dua ekor anjing lain, S dan John. Sekarang, lokasi bekas rumah keluarga Ueno diperkirakan di dekat gedung Tokyo Department Store sekarang.
Ketika Profesor Ueno berangkat bekerja, Hachi selalu mengantar kepergian majikannya di pintu rumah atau dari depan pintu gerbang. Di pagi hari, bersama S dan John, Hachi kadang-kadang mengantar majikannya hingga ke Stasiun Shibuya. Di petang hari, Hachi kembali datang ke stasiun untuk menjemput.
Pada 21 Mei 1925, seusai mengikuti rapat di kampus, Profesor Ueno mendadak meninggal dunia. Hachi terus menunggui majikannya yang tak kunjung pulang, dan tidak mau makan selama 3 hari. Menjelang hari pemakaman Profesor Ueno, upacara tsuya (jaga malam untuk orang meninggal) dilangsungkan pada malam hari 25 Mei 1925. Hachi masih tidak mengerti Profesor Ueno sudah meninggal. Ditemani John dan S, ia pergi juga ke stasiun untuk menjemput majikannya.
Nasib malang ikut menimpa Hachi karena Yae harus meninggalkan rumah almarhum Profesor Ueno. Yae ternyata tidak pernah dinikahi secara resmi. Hachi dan John dititipkan kepada salah seorang kerabat Yae yang memiliki toko kimono di kawasan Nihonbashi. Namun cara Hachi meloncat-loncat menyambut kedatangan pembeli ternyata tidak disukai. Ia kembali dititipkan di rumah seorang kerabat Yae di Asakusa. Kali ini, kehadiran Hachi menimbulkan pertengkaran antara pemiliknya dan tetangga di Asakusa. Akibatnya, Hachi dititipkan ke rumah putri angkat Profesor Ueno di Setayaga. Namun Hachi suka bermain di ladang dan merusak tanaman sayur-sayuran.
Pada musim gugur 1927, Hachi dititipkan di rumah Kikusaburo Kobayashi yang menjadi tukang kebun bagi keluarga Ueno. Rumah keluarga Kobayashi terletak di kawasan Tomigaya yang berdekatan dengan Stasiun Shibuya. Setiap harinya, sekitar jam-jam kepulangan Profesor Ueno, Hachi terlihat menunggu kepulangan majikan di Stasiun Shibuya.
Pada tahun 1932, kisah Hachi menunggu majikan di stasiun mengundang perhatian Hirokichi Saitō dari Asosiasi Pelestarian Anjing Jepang. Prihatin atas perlakuan kasar yang sering dialami Hachi di stasiun, Saitō menulis kisah sedih tentang Hachi. Artikel tersebut dikirimkannya ke harian Tokyo Asahi Shimbun, dan dimuat dengan judul Itoshiya rōken monogatari ("Kisah Anjing Tua yang Tercinta"). Publik Jepang akhirnya mengetahui tentang kesetiaan Hachi yang terus menunggu kepulangan majikan. Setelah Hachi menjadi terkenal, pegawai stasiun, pedagang, dan orang-orang di sekitar Stasiun Shibuya mulai menyayanginya. Sejak itu pula, akhiran (sayang) ditambahkan di belakang nama Hachi, dan orang memanggilnya Hachikō.
Sekitar tahun 1933, kenalan Saitō, seorang pematung bernama Teru Andō tersentuh dengan kisah Hachikō. Andō ingin membuat patung Hachikō. Setiap hari, Hachikō dibawa berkunjung ke studio milik Andō untuk berpose sebagai model. Andō berusaha mendahului laki-laki berumur yang mengaku sebagai orang yang dititipi Hachikō. Orang tersebut menjual kartu pos bergambar Hachikō untuk keuntungan pribadi. Pada bulan Januari 1934, Andō selesai menulis proposal untuk mendirikan patung Hachikō, dan proyek pengumpulan dana dimulai. Acara pengumpulan dana diadakan di Gedung Pemuda Jepang (Nihon Seinenkan), 10 Maret 1934. Sekitar tiga ribu penonton hadir untuk melihat Hachikō.
Patung perunggu Hachikō akhirnya selesai dan diletakkan di depan Stasiun Shibuya. Upacara peresmian diadakan pada bulan April 1934, dan disaksikan sendiri oleh Hachikō bersama sekitar 300 hadirin. Andō juga membuat patung lain Hachikō yang sedang bertiarap. Setelah selesai pada 10 Mei 1934, patung tersebut dihadiahkannya kepada Kaisar Hirohito dan Permaisuri Kōjun.
Selepas pukul 06.00 pagi, tanggal 8 Maret 1935, Hachikō, 13 tahun, ditemukan sudah tidak bernyawa di jalan dekat Jembatan Inari, Sungai Shibuya. Tempat tersebut berada di sisi lain Stasiun Shibuya. Hachikō biasanya tidak pernah pergi ke sana. Berdasarkan otopsi diketahui penyebab kematiannya adalah filariasis.
Opset tubuh Hachikō di Museum Nasional Ilmu Pengetahuan, Tokyo
Tempat pemakaman Profesor Ueno dan Hachikō
Upacara perpisahan dengan Hachikō dihadiri orang banyak di Stasiun Shibuya, termasuk janda almarhum Profesor Ueno, pasangan suami istri tukang kebun Kobayashi, dan penduduk setempat. Biksu dari Myōyū-ji diundang untuk membacakan sutra. Upacara pemakaman Hachikō berlangsung seperti layaknya upacara pemakaman manusia. Hachikō dimakamkan di samping makam Profesor Ueno di Pemakaman Aoyama. Bagian luar tubuh Hachikō diopset, dan hingga kini dipamerkan di Museum Nasional Ilmu Pengetahuan, Ueno, Tokyo.
Patung Hachikō di depan Stasiun Ōdate
Pada 8 Juli 1935, patung Hachikō didirikan di kota kelahiran Hachikō di Ōdate. tepatnya di depan Stasiun Ōdate. Patung tersebut dibuat serupa dengan patung Hachikō di Shibuya. Dua tahun berikutnya (1937), kisah Hachikō dimasukkan ke dalam buku pendidikan moral untuk murid kelas 2 sekolah rakyat di Jepang. Judulnya adalah On o wasureruna (Balas Budi Jangan Dilupakan).
Pada tahun 1944, di tengah berkecamuknya Perang Dunia II, patung perunggu Hachikō ikut dilebur untuk keperluan perang. Patung pengganti yang sekarang berada di Shibuya adalah patung yang selesai dibuat bulan Agustus 1948. Patung tersebut merupakan karya pematung Takeshi Andō, anak laki-laki Teru Andō.
Pintu keluar Stasiun JR Shibuya yang berdekatan dengan patung Hachikō disebut Pintu Keluar Hachikō. Sewaktu didirikan kembali tahun 1948, patung Hachikō diletakkan di bagian tengah halaman stasiun menghadap ke utara. Namun setelah dilakukan proyek perluasan halaman stasiun pada bulan Mei 1989, patung Hachikō dipindah ke tempatnya yang sekarang dan menghadap ke timur.
Film Hachikō Monogatari karya sutradara Seijirō Kōyama mulai diputar di Jepang, Oktober 1987. Pada bulan berikutnya diresmikan patung Hachikō di kota kelahirannya, Ōdate. Monumen peringatan ulang tahun Hachikō ke-80 didirikan 12 Oktober 2003 di lokasi rumah kelahiran Hachikō di Ōdate. Sebuah drama spesial tentang Hachikō ditayangkan jaringan televisi Nippon Television pada tahun 2006. Drama sepanjang dua jam tersebut diberi judul Densetsu no Akitaken Hachi (Legenda Hachi si Anjing Akita). Pada tahun 2009 film Hachiko: A Dog's Story[1] karya sutradara Lasse Hallström mulai diputar dan dibintangi oleh Richard Gere dan Joan Allen.
Read more...

Selasa, 08 November 2011

TIPS INTROSPEKSI DIRI KAMU TERHADAP TEMAN DEKAT !

| | 0 komentar

akhir-akhir ini saya sedang mendalami , dan ada beberapa tips yg kelihatan nya baik/bagus.

Kurangi iri hati.
Iri hati merupakan beban untuk diri sendiri dan biasanya akan menjadi tindakan yang merusak. Sifat ini perlu dihilangkan.

Kurangi kritik.
Banyak orang yang tidak suka dikritik, apalagi kritikan dilontarkan dimuka umum secara menyerang. Menahan diri dan mencari jalan keluar yang lebih bijaksana adalah cara untuk menggantikan kritik kepada orang lain.

Kurangi menonjolkan diri.
Menonjolkan diri akan menuju kesombongan. Seolah-olah "hanya ada aku, tidak ada kamu".

Kurangi dendam.
Dendam juga merupakan beban diri sendiri. Apalagi diterapkan pada hal-hal kecil. Diri kita akan dikucilkan dari pergaulan, tidak memiliki teman, dan akan merusak diri sendiri.

Kurangi perhitungan.
Kalau kita dalam bertindak selalu menghitung untung rugi sampai hal-hal yang kecil, maka bagaimana kita dapat belajar Tao? Belajar Tao () memerlukan lapang dada, menyederhanakan sikap dan tindakan dalam kehidupan tetapi tetap mempunyai prinsip.

Kurangi usil.
Usil atau iseng sering kali menjadi malapetaka, menyebabkan persahabatan retak dan kehidupan menjadi tidak harmonis.

Kurangi kemenangan diri.
Pada umumnya orang masih terbelenggu dengan harta dan nama. Bila dirinya selalu ingin menang, ini berarti mencari nama dan seolah-olah dia itu yang paling hebat, maka sebenarnya dia masih dalam tahap awal belajar Tao (), yaitu "Ada aku, tidak ada kamu".

Kurangi menganggap diri paling benar.
Biasanya kalau menganggap dirinya paling benar, berarti dirinya paling pandai, dan orang lain salah dan bodoh. Orang yang merasa dirinya paling benar atau paling pandai sebenarnya adalah orang yang paling bodoh, atau dengan kata lain disanalah letak kebodohannya dengan menonjolkan dirinya paling benar. Orang tersebut masih dalam tahap "Ada aku, tidak ada kamu".
Dengan mengurangi sikap buruk anda sedikit demi sedikit, maka akan mengubah sikap dari "Ada aku, tidak ada kamu", menjadi "Ada aku, baru ada kamu", dan selanjutnya menjadi "Ada kamu, baru ada aku".
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!
Read more...

Selasa, 25 Oktober 2011

[Catatan Jerinx] - Cerita Singkat Dibalik Lagu-Lagu Devildice

| | 0 komentar

Berikut cerita singkat dibaliknya.



1. Army Of The Black Rose
Bercerita ttg dunia dari kacamata kaum nihilis. Dimana mereka merasa dunia ini haus darah, rakus dan kebenaran hanyalah manipulasi teori kebencian. Mereka kesepian. Sangat kesepian.

2. Land Of No Angels
Harapan untuk remaja-remaja broken home agar selalu ingat bahwa cinta ada dimana saja. Belajar melupakan dan memaafkan adalah krusial.

3. Diamonds Are Forever
Dibantu oleh Sari Nymphea pada vokal, Leo dan Kape Suicidal Sinatra pada gitar/kontra bass. Lagu ini terinsprasi oleh duet Cash-June Carter, tentang tak bertemunya dua perasaan yang abadi. Why? Simply coz hidup memang tak pernah sempurna.

4. Nuestro El Misterio
It's about secrets. The good ones. Hal-hal 'kotor, liar nan rahasia' yang kita lakukan bersama kekasih tercinta. Wild things that drives you insane and making you feel like a king for a day. Or night.

5. Never A Saint
Lagu lama DD yang masih relevan masuk di album ini karena struktur lagunya merupakan cetak biru arah musikal DD kedepannya. Tentang pengakuan jika kita memang -kadang- bukan malaikat.

6. True
Kilas balik dan introspeksi. Merayakan rasa sakit dari petualangan hidup, namun bangga dan bersyukur sudah bisa sejauh ini tanpa harus menjadi orang lain.

7. Mad Of This World
Again, dunia dari kacamata seorang nihilis. Lelah melihat tersingkirnya jiwa-jiwa tulus yang bekerja keras untuk dunia yang lebih baik, kalah oleh dinginnya dunia.

8. Love/Drugs
Escape reality, enter the La La Land.

9. Palace Of My Own Disgrace
Lagu terpanjang yang pernah saya tulis. Dibantu Hendra Fish (Telephone) pada gitar. Tentang penemuan identitas dan kesadaran baru yang dipahat oleh derasnya hujan dan sambaran petir dari masa lalu.

10. (Kiss Of The St.Villain) Black Moon Suicide
Ketika seseorang berada di level psikologis yang mendekati teori "percobaan bunuh diri". Setan tidak terlalu jauh dari saya ketika lagu ini ditulis. I still can smell his breath. Panas.

11. Rock & Roll City
Satu-satunya lagu riang yang saya tulis untuk Devildice. Ditulis tahun 2004 di Hotel Paragon - Jakarta, lagu ini mengingatkan saya akan malam-malam panas, penuh kejutan dan seringkali menjadi rahasia. "Malam-malam" itulah pencipta lagu ini sesungguhnya. Saya hanya menikmatinya. Dari "belakang" :)



Cheers,


JRX
Read more...

Senin, 24 Oktober 2011

Kisah Keluarga dengan Anak Autis

| | 0 komentar

HARAPAN Tiara Basuki, warga Rungkut Harapan, tidak beda dengan harapan banyak orang tua tentang anak laki-lakinya: normal, ganteng, pinter, ceria, dan kalau bisa kelak menjadi pembesar negeri.

Namun, wanita 35 tahun tersebut merasakan hatinya seperti digodam ketika mengetahui bocah laki satu-satunya menyandang autis. ''Rasanya seperti mau menangis, mau menjerit,'' kenang wanita yang bekerja sebagai karyawati di koperasi karyawan PDAM tersebut.

Sebenarnya, tanda-tanda Dipa Aulya Urrochman -nama anaknya- autis sudah terlihat sejak kecil. Tidak pernah fokus, tidak pernah mau melakukan kontak mata, dan selalu mengalami distraksi (gangguan bila ada suasana baru). ''Bila titi (panggilan untuk nenek, Red)-nya mengganti sarung bantal, Dipa langsung nangis geru-geru,'' tambahnya.

Tiara terus melakukan denial (pengingkaran). Dia menganggap anaknya sekadar belum mau konsentrasi. Kalaupun belum bisa ngomong hingga usia tiga tahun, itu hanya sedikit terlambat. Pun ketika suaminya, Agus Selamat, mengatakan kepadanya. ''Anakmu ini kayaknya autis,'' kata Agus seperti yang ditirukan Tiara. Alih-alih memperhatikan saran suaminya, Tiara justru bertengkar. Tiara berpendapat tidak mungkin anaknya menyandang itu.

Namun, Tiara tidak bisa selamanya melakukan denial. Perlahan-lahan, dia mengamati anaknya. Kemudian, dia berkonsultasi dengan sejumlah teman dan dokter. Hasilnya, memang buah hatinya tersebut mengalami autis. Dari pemeriksaan diketahui bahwa gangguan autisme Dipa termasuk gangguan regresif. ''Penyebabnya keracunan timbal dan gangguan sistem kekebalan tubuh karena vaksinasi dan infeksi usus,'' terangnya.

Begitu lemas Tiara tatkala mendengar vonis itu. Namun, dia tidak mau menyerah. Pada 2006, saat usia Dipa tiga tahun, Tiara membawanya ke sebuah tempat terapi autis di kawasan Ngagel. Selama lima bulan pertama, Dipa hanya diajari duduk bersila. ''Mendengar jeritan dan tangisnya, tangan saya sampai gemetar,'' kata Indrawati, nenek Dipa. Tiara memang tinggal bersama orang tuanya di kawasan Rungkut Harapan. Karena Tiara harus bekerja, yang mengantar Dipa sehari-hari memang Indrawati. Keputusan itu tepat. Sebab, bila di atas usia lima tahun, seorang bocah autis relatif sangat sulit diterapi.

Terapi di tempat itu memang berhasil. Namun, yang lebih menentukan dalam keberhasilan terapi Dipa adalah keluarga Tiara sendiri. ''Memang terapi di tempat itu bisa membentuk dasar-dasar agar Dipa lebih mudah menerima rangsang pembelajaran,'' papar Tiara. Namun, sekali lagi, Tiara mengatakan yang terpenting adalah bagaimana keluarga men-treatment Dipa.

Untuk itu, baik Tiara, Agus, maupun Indrawati mempelajari autisme. Meramunya, kemudian mengembangkan metode sendiri untuk menerapi Dipa. Misalnya, bila para dokter mengatakan jangan pernah mendekatkan anak autis dengan televisi, keluarga Tiara justru malah mendekatkannya. ''Tinggal mengatur programnya. Buktinya, dia bisa berhitung dalam bahasa Inggris one sampai twenty tanpa cela itu juga dari televisi,'' papar Indrawati.

Tentu tidak mudah menerapinya. Misalnya, soal mengubah rutinitas Dipa ke arah yang baik. Anak autis memang relatif mempunyai jam biologis sendiri dalam diri dan dunianya. Dulu Dipa mempunyai kebiasaan tidur awal, bangun pukul 23.00, dan baru tidur lagi pukul 04.00. ''Itu pun harus minta digendong terus. Sampe dadi kurus aku,'' cetus Indrawati.

Keluarga pun mengubah kebiasaan Dipa agar tidur pukul 20.00 dan bangun di pagi hari. ''Sangat lama sekali mengubah kebiasaan itu. Sebulan pertama lebih banyak sambil nangisnya. Tapi, sekarang, meski tengah melihat televisi sendiri, begitu pukul 20.00, dia mematikan tivi-nya sendiri dan langsung tidur,'' tuturnya.

Untuk melatih sensor motorik halus (Dipa sulit untuk menggenggam), Tiara membelikannya mainan lego. Hasilnya luar biasa. Bukan saja kini sensor motorik halus Dipa jadi bagus, tapi juga melatih inteligensinya. Sekarang ini, Dipa bisa membuat helikopter mini besar dari tumpukan lego dengan imajinasi yang sulit dibayangkan. Pernah, kepada Dipa diperlihatkan mug besar. Dia memperhatikannya sejenak. Lantas, tidak sampai satu jam sudah terbentuk mug besar dengan bentuk serupa dari lego. ''Pemasangannya pun kukuh,'' kata Tiara, bangga.

Menariknya, cara penyusunannya pun berbeda daripada lazimnya. Gelas, misalnya. Bila orang lain membuat mug dari lego itu mulai dari bagian bawah, Dipa memilih untuk membuatnya dari atas. Begitu pula soal helikopter. ''Semacam dibalik begitu proses membuatnya,'' terangnya.

Berkomunikasi pun juga sudah bagus. Ketika Jawa Pos mencoba dialog, jawabannya pun sudah nyambung dan cukup mengesankan. Hanya suaranya masih agak pelo. Yang terpenting adalah kemampuan akademiknya. Dalam usia enam tahun, Dipa kini sudah kelas satu SD dan meraih juara satu di sebuah SD swasta di kawasan Ngagel. Membaca juga sudah lancar. Matematika cukup jago. Kini Dipa bahkan sudah mengenal komputer. Untuk membuka aplikasi sederhana seperti microsoft paint dan menjalankannya, Dipa sudah amat lancar. Praktis, kecuali cara ngomongnya saja, Dipa kini tidak beda dengan anak-anak normal lainnya, bahkan lebih cerdas.

''Sangat berbeda tiga atau empat tahun lalu. Dulu, dia tidak bisa ngomong, tidak pernah fokus. Saya sampai sedih,'' tutur Tiara. Pernah, suatu ketika Tiara menjenguk saudaranya yang sakit dengan membawa Dipa. Sang bocah kemudian diajaknya bermain di Kid's playground rumah sakit itu. Karena memang autis, Dipa berteriak-teriak dan melempar-lempar. Apalagi paras Dipa khas paras anak autis, yakni ekspresinya datar. Bocah-bocah di situ kemudian menjauhinya sambil meneriakinya "anak gila, anak gila". ''Melihat itu, saya langsung nelangsa. Sepanjang perjalanan pulang ke rumah, saya terus menangis,'' tambahnya.

Namun, dengan segala perkembangan kemajuan Dipa yang relatif cepat, Tiara kini bisa berbangga lagi. ''Lihat, sekarang sudah pandai dan tidak ketinggalan. Padahal, tiga tahun lalu, saya tidak bisa membayangkan besarnya nanti seperti apa Dipa,'' ungkap Tiara, kemudian melirik sayang kepada Dipa. Harapan Tiara tentang anaknya kini sama dengan harapan banyak orang tua tentang anak laki-lakinya: ganteng, pinter, ceria, dan kalau bisa kelak menjadi pembesar negeri.
(*/dos)

Sumber: Jawapos.co.id
Read more...

Kisah Sedih Si Gadis Miskin

| | 0 komentar


Sudah menjadi kehendak Allah memberinya cobaan berupa penyakit kronis yang bersarang dan sudah bertahun-tahun ia rasakan. Ini adalah cerita kisah seorang gadis yang bernama Muha. Kisah ini diriwayatkan oleh zaman, diiringi dengan tangisan burung dan ratapan ranting pepohonan.
Muha adalah seorang gadis remaja yang cantik. Sebagaimana yang telah kami katakan, sejak kecil ia sudah mengidap penyakit yang kronis. Sejak usia kanak-kanak ia ingin bergembira, bermain, bercanda dan bersiul seperti burung sebagaimana anak-anak yang seusianya. Bukankah ia juga berhak merasakannya?
Sejak penyakit itu menyerangnya, ia tidak dapat menjalankan kehidupan dengan normal seperti orang lain, walaupun ia tetap berada dalam pengawasan dokter dan bergantung dengan obat.
Muha tumbuh besar seiring dengan penyakit yang dideritanya. Ia menjadi seorang remaja yang cantik dan mempunyai akhlak mulia serta taat beragama. Meski dalam kondisi sakit namun ia tetap berusaha untuk mendapatkan ilmu dan pelajaran dari mata air ilmu yang tak pernah habis. Walau terkadang bahkan sering penyakit kronisnya kambuh yang memaksanya berbaring di tempat tidur selama berhari-hari.
Selang beberapa waktu atas kehendak Allah seorang pemuda tampan datang meminang, walaupun ia sudah mendengar mengenai penyakitnya yang kronis itu. Namun semua itu sedikit pun tidak mengurangi kecantikan, agama dan akhlaknya…kecuali kesehatan, meskipun kesehatan adalah satu hal yang sangat penting. Tetapi mengapa?

Bukankah ia juga berhak untuk menikah dan melahirkan anak-anak yang akan mengisi dan menyemarakkan kehidupannya sebagaimana layaknya wanita lain?
Demikianlah hari berganti hari bulan berganti bulan si pemuda memberikan bantuan materi agar si gadis meneruskan pengobatannya di salah satu rumah sakit terbaik di dunia. Terlebih lagi dorongan moril yang selalu ia berikan.
Hari berganti dengan cepat, tibalah saatnya persiapan pesta pernikahan dan untuk mengarungi bahtera rumah tangga.
Beberapa hari sebelum pesta pernikahan, calonnya pergi untuk menanyakan pengerjaan gaun pengantin yang masih berada di tempat si penjahit. Gaun tersebut masih tergantung di depan toko penjahit. Gaun tersebut mengandung makna kecantikan dan kelembutan. Tiada seorang pun yang tahu bagaimana perasaan Muha bila melihat gaun tersebut.
Pastilah hatinya berkepak bagaikan burung yang mengepakkan sayap putihnya mendekap langit dan memeluk ufuk nan luas. Ia pasti sangat bahagia bukan karena gaun itu, tetapi karena beberapa hari lagi ia akan memasuki hari yang terindah di dalam kehidupannya. Ia akan merasa ada ketenangan jiwa, kehidupan mulai tertawa untuknya dan ia melihat adanya kecerahan dalam kehidupan.
Bila gaun yang indah itu dipakai Muha, pasti akan membuat penampilannya laksana putri salju yang cantik jelita. Kecantikannya yang alami menjadikan diri semakin elok, anggun dan menawan.
Walau gaun tersebut terlihat indah, namun masih di perlukan sedikit perbaikan. Oleh karena itu gaun itu masih ditinggal di tempat si penjahit. Sang calon berniat akan mengambilnya besok. Si penjahit meminta keringanan dan berjanji akan menyelesaikannya tiga hari lagi. Tiga hari berlalu begitu cepat dan tibalah saatnya hari pernikahan, hari yang di nanti-nanti. Hari itu Muha bangun lebih cepat dan sebenarnya malam itu ia tidak tidur. Kegembiraan membuat matanya tak terpejam. Yaitu saat malam pengantin bersama seorang pemuda yang terbaik akhlaknya.
Si pemuda menelepon calon pengantinnya, Muha memberitahukan bahwa setengah jam lagi ia akan pergi ke tempat penjahit untuk mengambil gaun tersebut agar ia dapat mencobanya dan lebih meyakinkan bahwa gaun itu pantas untuknya. Pemuda itu pergi ke tempat penjahit dan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi terdorong perasaan bahagia dan gembira akan acara tersebut yang merupakan peristiwa terpenting dan paling berharga bagi dirinya, demikian juga halnya bagi diri Muha.
Karena meluncur dengan kecepatan tinggi, mobil tersebut keluar dari badan jalan dan terbalik berkali-kali. Setelah itu mobil ambulans datang dan melarikannya ke rumah sakit. Namun kehendak Allah berada di atas segalanya, beberapa saat kemudian si pemuda pun meninggal dunia. Sementara telepon si penjahit berdering menanyakan tentang pemuda itu. Si penjahit mengabarkan bahwa sampai sekarang ia belum juga sampai ke rumah padahal sudah sangat terlambat.
Akhirnyai penjahit itu tiba di rumah calon pengantin wanita. Sekali pun begitu, pihak keluarga tidak mempermasalahkan sebab keterlambatannya membawa gaun itu. Mereka malah memintanya agar memberitahu si pemuda bahwa sakit Muha tiba-tiba kambuh dan sekarang sedang dilarikan ke rumah sakit. Kali ini sakitnya tidak memberi Muha banyak kesempatan. Tadinya sakit tersebut seakan masih berbelas kasih kepadanya, tidak ingin Muha merasa sakit. Sekarang rasa sakit itu benar-benar membuat derita dan kesengsaraan yang melebihi penderitaan yang ia rasakan sepanjang hidupnya yang pendek.
Beberapa menit kemudian datang berita kematian si pemuda di rumah sakit dan setelah itu datang pula berita meninggalnya sang calon pengantinnya, Muha.
Demikian kesedihan yang menimpa dua remaja, bunga-bunga telah layu dan mati, burung-burung berkicau sedih dan duka terhadap mereka. Malam yang diangan-angankan akan menjadi paling indah dan berkesan itu, berubah menjadi malam kesedihan dan ratapan, malam pupusnya kegembiraan.
Kini gaun pengantin itu masih tergantung di depan toko penjahit. Tiada yang memakai dan selamanya tidak akan ada yang memakainya. Seakan gaun itu bercerita tentang kisah sedih Muha. Setiap yang melihatnya pasti akan bertanya-tanya, siapa pemiliknya.?


http://forum.vivanews.com/curhat/63250-cerita-sedih-anak-yatim.html
Read more...

Selasa, 11 Oktober 2011

TAMBAH TOMBOL SHARE TWITTER DAN FACEBOOK Cara membuat icon share facebook dan twitter ke dalam blogspot

| | 0 komentar




TAMBAH TOMBOL SHARE TWITTER DAN FACEBOOK Cara membuat icon share facebook dan twitter ke dalam blogspot -  kali ini dengan Tutorial Blogspot, yaitu Cara menambah Share IT twitter dan Facebook ke dalam bloggger. mungkin anda sering melihat di blog teman atau blog lainnya tombol share it twitter dan FB tersebut, tapi tidak mengerti cara menambahkannya ke dalam blog anda. berikut ini cara-cara menbahkan aplikasi tersebut ke dalam blog anda.

  • Login ke blogger
  • Klik Rancangan
  • Tambah Gadget
  • Pada halaman yang muncul pilih Menu Unggulan di bawah menu Dasar-dasar di kanan atas
  • Kemudian geser mouse anda ke bawah dan cari bacaan Share it
  • Klik tanda (+)
  • Kemudian Ganti judul jika ingin menggantinya dan ubah ketinggiannya yang anda inginkan
  • Kalau sudah simpan gadget tersebut
  • Selesai.....

Semoga artikel di atas bermanfaat buat sobat dan salam sukses...

Read more...

Cara Tampilkan atau Sembunyikan "Navbar Blogger"

| | 0 komentar

Sebelum menghapus navbar blogger (Navigation Bar), lebih baik jika saya menginformasikan bahwa metode ini adalah salah satu pelanggaran TOS Blogger. Jika Anda masih ingin menghapusnya, anda bisa menggunakan script di bawah ini:

Sembunyikan Navbar:
# Navbar-iframe {display: none}


Tampilkan Navbar:
# Navbar-iframe {display: block}


Auto Sembunyikan:
# Navbar-iframe {opacity: 0.0; filter: alpha (Opacity = 0)}# Navbar-iframe: hover {opacity: 1.0; filter: alpha (Opacity = 100, FinishedOpacity = 100)}

Bagaimana melakukan:Pada halaman Edit HTML, letakkan kode diatas di bawah kode <b:skin> <[CDATA [/ * dan kemudian menyimpan template.!
Read more...

Let me say this, for one last time

My Playlist

Blogroll


ShoutMix chat widget

Ads

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Blogger news

cursor

NP = Superman is dead - Ladyrose

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

About Me

Foto Saya
Chazharra`s Blog
awalnya,alasan saya membuat blog ini adalah tugas dari sekolah..tapi lama kelamaan saya mulai tertarik untuk mengembangkannya..walaupun saya hanya tau dasar-dasarnya mengotak atik blog ini..
Lihat profil lengkapku

Followers

About Me

Foto Saya
Chazharra`s Blog
awalnya,alasan saya membuat blog ini adalah tugas dari sekolah..tapi lama kelamaan saya mulai tertarik untuk mengembangkannya..walaupun saya hanya tau dasar-dasarnya mengotak atik blog ini..
Lihat profil lengkapku

Followers

 
 

Chazharra`s Blog | Diseñado por: Compartidísimo
Con imágenes de: Scrappingmar©

 
top